Minggu, 15 Juni 2008

Siapakah Kita?

Siapakah Kita Sehingga Berhak
Mengatakan Kamu Salah
Dan Saya Paling Benar?

Siapakah Kita Sehingga Berhak
Bilang Kamu Tidak Beriman
Dan Saya Beriman?

Siapakah Kita Sehingga Berhak
Berujar Kamu Tidak Berhak
Dan Saya Paling Berhak?

Siapakah Kita Sehingga Berhak
Katakan Kamu Akan Masuk Neraka
Dan Saya Akan Masuk Surga?

Siapakah Kita Sehingga Berhak
Berteriak Allahu Akbar
Dan Memukuli Kamu?

Siapakah Kita?

Bulan-Bulan Yang Dingin

Bulan Juni di New Zealand akan mengawali musim dingin. Di South Island akan banyak kawasan tertutup salju. Para pecinta Ski tentu senang, sedangkan kegiatan memancing di laut biasanya sepi. Kumpul-kumpul sambil BBQ juga stop dulu. Jam 5 sore sudah mulai gelap dan menjelang jam 8 pagi matahari baru menyapa. Domba-domba santai bergerombul mengudap rerumputan dengan bulunya yang gondrong sedangkan kuda diberi mantel untuk sekedar menghangatkan.

Pemanas ruangan dikeluarkan dari gudang, biaya listrik pun melonjak. Baju penghangat berlapis siap menemani kita beraktifitas menahan gigitan angin dari Kutub Selatan. Mandipun cukup sekali saja menjelang tidur, he..he. Tapi tak ada suasana Natal, tak terdengar satupun lagu-lagu Natalan di pertokoan. Inilah yang membedakan musim dingin di NZ dengan di dunia barat lainnya seperti Eropa dan Amerika Utara.

Tuhan Punya Maksud

Cukup lama juga saya tak menulis di blog ini. Sampai tadi sore anak saya Vikra mengingatkan untuk menulis lagi. Okay, menulis apa ya? O ya, hari ini Kompas menurunkan hasil surveynya yaitu siapa pilihan rakyat untuk presiden RI kalau harus memilih dari kalangan artis?

Pilihan mayoritas adalah Deddy Mizwar, kemudian Dede Yusuf (sekarang wagub Jabar) dan urutan ke tiga Rano Karno (sekarang wakil bupati Tangerang). Ada juga terselip nama Tukul diurutan kesekian. Saya jadi teringat tulisan saya di blog ini beberapa minggu yang lalu tentang hal serupa berjudul "Kabinet Artis Bersatu".

Tapi yang hebat adalah Hillary Clinton, dia mengajak pemilihnya untuk mendukung Obama untuk menyatukan suara Demokrat di AS. Tak ada dendam atau permusuhan, dengan legowo ia menawarkan perubahan atau bahkan sejarah di AS, yaitu kulit berwarna pertama yang masuk Gedung Putih sebagai presiden. Kalaupun Hillary yang mewakili Demokrat, sejarahpun akan terukir sebagai perempuan pertama di Gedung Putih itu.

Demokrat di AS pasti beda dengan Demokrat di tanah air. Yang di tanah air karena partai baru dan tidak menang mutlak di parlemen, presidennya (yang Demokrat) kelihatan kagok dan ragu-ragu dalam memerintah. Yah, sejauh ini Tuhan memberikan presiden bagi Indonesia yang tidak sempurna. Ada yang doyan perempuan, ada senang uang, ada pemimpi,
ada yang tergantung pembisik, ada yang pasangan hidupnya jadi broker, dan terakhir ini peragu.

Saya yakin, pasti Tuhan punya maksud mulia. Bayangkan kalau presiden kita integritas dan profesionalismenya seperti Lee Kuan Yew. Ekonomipun akan cepat pulih, sandang pangan cukup dan Indonesia segera menjadi negara yang kuat. Kalau ini yang terjadi, saya kuatir Indonesia akan menjadi takabur atau jumawa. Ketegangan kawasan pun bisa meningkat karena kita merasa sebagai "big brother" yang harus dihormati ala feodal.

Di 2009 kita tunggu saja, apakah presiden baru kita adalah seorang pelawak, penakut, pendengkur, atau pemalas?