Minggu, 15 Maret 2009

Changeable Road

Berita tanah air yang rutin di awal tahun apa lagi kalau bukan berita banjir. Indonesia termasuk negara dengan curah hujan yang tinggi, namun karena perusakkan lingkungan berlangsung secara dasyat, maka berita banjir menjadi langganan kita. Anehnya, tak ada satu pemerintahan pun yang secara komprehensif melakukan aksi nyata buat mengikis resiko banjir dan tanah longsor.

Belum lagi bagaimana kualitas jalan selama musim hujan yang terlihat boroknya. Jangankan jalan di kampung atau pedalaman, jalan-jalan utama/protokol di ibu kota saja bolong sana-sini bahkan sampai memakan korban jiwa pengendara sepeda motor.

Kalau di New Zealand terkenal dengan istilah changeable weather, karena dalam sehari kita bisa mendapatkan hujan dan panas berganti-ganti, di tanah air khusunya Jakarta lebih tepat disebut changeable road. Mengapa? Karena, di musim hujan jalan yang biasanya tak begitu macet pun akan macet total. Atau, jalan terendam banjir karena riol yang tak beres. Belum lagi, kalau kemarin jalan sudah mulus, begitu hujan beberapa hari saja kondisi jalan akan berlubang membuat kubangan. Atau, beberapa terowongan atau kolong fly over tiba-tiba sulit dilewati karena pengendara sepeda motor seenaknya berhenti hingga bertumpuk-tumpuk sambil menanti hujan reda. Sungguh, dibutuhkan kesabaran tinggi berkendara di musim hujan di Jakarta.

Senin, 02 Maret 2009

Hati-hati memilih sekolah di New Zealand

Setiap jelang tahun ajaran baru berbagai agen sekolah luar negri sibuk berpameran menawarkan sekolah-sekolah kepada pelajar Indonesia, termasuk kesempatan belajar di New Zealand. Untuk perguruan tinggi ternama di New Zealand, logikanya tidak terlalu membutuhkan agen di negara lain. Lha, peminatnya banyak kok, buat apa perlu agen lagi? Lalu sekolah macam apa dong yang masih membutuhkan para agen untuk mencarikan siswa overseas? Ya, jelas bukan sekolah unggulan.

Di New Zealand, hanya ada beberapa perguruan tinggi bergengsi dan terakreditasi, yaitu: Auckland University (AU), University of Victoria (Wellington), University of Canterbury (Christchurch), University of Otago (Dunedin), sedangkan second layer nya adalah Auckland University of Technology (AUT), University of Waikato (Hamilton) dan Massey University (yang terakhir ini pusatnya di Palmerston North dan ada juga kampusnya di Auckland). Dalam laporan rangking universitas dunia, AU berada dalam 50 rangking dunia.

Selebihnya adalah perguruan tinggi yang masih harus berjuang untuk menjadi peringkat baik, dan sekolah-sekolah inilah yang menebar agen di luar negri untuk menjaring siswa overseas.

Nah, buat para calon mahasiswa dan orang tua mudah2an informasi ini berguna adanya.




Tak Ada Partai yang Gigih

Berita dari tanah air ini cukup menyedihkan. Empat ekor harimau Sumatra mati terjerat dan dibunuh penduduk di sekitar Jambi. Sementara sejumlah 6 orang tewas di Jambi, beberapa adalah penjaga kebun kelapa sawit, akibat diterkam harimau. Analisa berita mengatakan, habitat harimau kian terdesak, akibat penggundulan hutan demi memperluas ladang kelapa sawit. Inilah bukti kedunguan pemerintah di tanah air selama ini (sejak orde baru hingga kini), yang hanya berpikir pendek menggadaikan tanah negara demi memperoleh devisa. Bukan hanya itu, berita banjir dan longsor di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan apalagi di pulau Jawa adalah bentuk kedunguan yang lain, kali ini bukan cuma pemerintah akan tetapi segenap masyarakat di tanah air yang seperti tidak kapok-kapoknya diterjang bencana alam buatan tangan manusia sendiri.

Ah, kalau saja saya jadi presiden (mimpi kalee), akan saya tata ulang tata ruang negri nusantara ini. Ini adalah prioritas. Saya akan hapuskan kalau perlu HPH dan ganti arahkan devisa dari sumberdaya laut yang potensimya USD 4 milyar setahun atau hampir setara dengan 40 triliun rupiah. Biarkan hutan kita menghijau lagi dan udara segar kembali membahana di tanah air kita. Sayang, tak satupun partai peserta Pemilu yang terdengar gigih memperjuangkan hal di atas. Semua cuma rebutan kekuasaan demi kekuasaan itu sendiri. Bukan untuk mensejahterakan rakyat.