He..he, biarpun NZ tidak sepopuler US atau Australia, ternyata lumayan juga jumlah orang Indonesia yang menetap di NZ. Minimal 2000 orang, campuran pelajar dan yang menjadi penduduk tetap. Terbanyak ada di Auckland, sebagai kota terbesar dengan populasi 1 juta jiwa. Ada istilah 'banana complex' buat anak Indonesia yang sudah lama tinggal di negeri barat pada umumnya, yaitu 'attitude' seperti orang barat tapi kulit tetap berwarna. Meskipun demikian, beberapa anak Indonesia yang sudah kesulitan bicara bahasa Indonesia, masih memiliki cara lain untuk mencintai negerinya. Salah satunya dengan mempelajari tari-tarian khas Indonesia. Bahkan, kegiatan ini sudah dipertontonkan ke masyarakat NZ dalam beberapa kali kesempatan. Komunikasi pun terjalin lewat kesenian. Selama kami tinggal di NZ, setidaknya melalui tarian sudah berkenalan dengan komunitas Asia timur lainnya, juga Denmark, Syria, Israel, Belanda, India, dll. Biarlah anak-anak itu menjadi warga global saja, toh berkarya bisa di mana-mana. Contohlah bangsa perantau seperti China dan India. Setelah jaringan perantau global mereka kuat, kemudian beramai-ramai mereka membangun negerinya. (Keterangan foto: anak Indonesia menari di depan komunitas Maori)
Sabtu, 10 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar