Dalam suatu kesempatan kami sempat melakukan perjalanan menjelajahi pulau selatan (NZ terbagi dalam 2 pulau besar, yaitu pulau utara dan pulau selatan yang ukurannya hampir sama besar). Berikut tulisan pertama.
Dimulai dari Christchurch
Setiba di bandara CHC pukul 9 pagi (perjalanan 1 jam lebih sedikit dari Auckland) kami dijemput perusahaan penyewaan mobil untuk dibawa ke kantornya guna menyelesaikan masalah administrasi. Awalnya kami complain, karena pesanan berupa Toyota Previa 8 seater (rombongan 8 orang) mereka ganti dengan Toyota Hi Ace 9 seater yang lebih besar dan kurang aerodinamis. Mereka katakan, harusnya kami dikenakan lebih mahal karena 9 seater, tapi karena ini kesalahan mereka, harga yang dikenakan sama dengan yang 8 seater saja. Setelah saya duduk dibelakang kemudi dan mulai menjalankannya, ternyata oke-oke saja. Rombonganpun demikian, apalagi cukup tersedia ruangan untuk menempatkan tas-tas kami. Kami meninggalkan kota ini sekitar jam 10 pagi.
Christchurch - Mt Cook
Rute yang dipakai SH (State Highway) 1 ke selatan, kemudian belok kanan mengambil SH 79 untuk bertemu di SH 8. Jalan disepanjang SH 79 dan SH 8 masih landai dengan deretan gunung-gunung cadas yang beberapa puncaknya ditutupi salju. Di SH 8 ini kami melintasi Danau Tekapo yang warnanya hijau. Sebuah gereja tua yang menjadi ikon tepi danau ini tampak berdiri kesepian. Setiba di persimpangan SH 80 kami berbelok ke kanan menuju Mt Cook, di mana hampir setengah perjalanannya berada ditepi Danau Pukaki yang keperakan dan sepi dari aktivitas manusia. Setengah perjalanannya lagi berada ditepi glacier yang mengering yang bersumber dari Mt Cook (merupakan puncak tertinggi di NZ). Tak satupun kota kecil dijumpai di sepanjang rute pinggir Danau Pukaki ini. Kami hanya berpapasan dengan satu dua mobil saja hingga ahirnya sekitar pukul 3 sore sampai pada tujuan, yaitu kompleks shelter dikaki Mt Cook tempat para pendaki mempersiapkan segala sesuatunya sebelum melakukan pendakian. Kami menyantap makan siang sambil menikmati pemandangan puncak Mt Cook yang berselimut salju dan kerap tertutup kabut dari jendela kaca lebar restauran. Harga makanan tentu lebih mahal dari restauran sekelas pada umumnya, karena selain di daerah terpencil, restauran ini menyajikan pemandangan yang istimewa. Banyak pendaki atau sekedar turis menginap di kompleks yang meyediakan lodge dan bungalow ini. Pagi hari adalah waktu yang ideal untuk menikmati pemandangan karena belum banyak kabut yang turun.
Sabtu, 19 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar