Sabtu sore saat saya menulis blog ini, pikiran melayang ke suasana pengajian yang rutin diadakan setiap Sabtu sore di Auckland. Dilakukan seperti ala di kampung-kampung (tapi yg ini jadi Kampoeng Auckland deh namanya), yaitu ada seorang yang bertindak sebagai penceramah, kemudian yang lain takzim mendengarkan sambil duduk di tikar membentuk lingkaran. Di penghujung acara kemudian dibuka kesempatan tanya jawab.
Beberapa tamu pembicara dari tanah air sudah pernah memberikan tausiah di majelis yang diprakarsai oleh Himpunan Umat Muslim Indonesia Auckland (HUMIA). Sebut saja Aa Gym, Usman Mansyur, Astri Ivo, dll. Kegiatan yang banyak mengandung unsur gotong royong dan persamaan nasib sebagai perantauan ini sudah berlangsung beberapa tahun. Selesai pengajian kemudian semua peserta makan malam bersama dengan makanan bawaan (pot luck) masing-masing keluarga. Pengajian biasanya diadakan di community hall dengan menyewanya beberapa jam. Pengajian ini terbuka untuk dihadiri oleh siapa saja yang ingin mendapatkan siraman ruhani dan sekaligus bersilaturahmi.
Komunitas masyarakat Indonesia di Auckland selain yang muslim juga ada yang lain seperti KKIA (Keluarga Katolik Indonesia Auckland), Jemaat Gereja St. Andrew, dan lain sebagainya. Sedangkan wadah bagi semua warga ada PERMIA (Persatuan Masyarakat Indonesia Auckland) dan PPIA (Persatuan Pelajar Indonesia Auckland) yang biasanya bekerja sama membuat acara 17 Agustusan. Komunitas Indonesia di kota lain pun ada, seperti di Hamilton, Palmerston North, Wellington, Christchurch dan Dunedin.
Di negeri orang, sesama perantau dari tanah air sudah semestinya saling menganggap sebagai keluarga juga.
Sabtu, 05 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar