Rabu, 02 Januari 2008

Kurang Nasionalis?

Seorang kenalan berkomentar kenapa saya memberi judul "I Luv New Zealand" pada blog ini, karena menurutnya terdengar kurang nasionalis. Saya jadi teringat waktu memulai pembuatan blog ini, memang harus jujur diakui pemberian judulnya terpengaruh oleh kekaguman saya terhadap NZ. Sebuah negara kecil yang sangat indah alamnya, tetapi juga dikelola secara efektif dan efisien. Harkat manusia dijunjung tinggi bukan sebagai basa-basi. Sesederhana bagaimana mereka menyediakan akses bagi penderita cacat ke tempat-tempat publik. Sebuah negara yang dikelola dengan budaya barat tetapi sangat 'down to earth' dan bukan bergaya glamour nan mewah. Negara yang industri utamanya berbasis pertanian / perkebunan / peternakan, yang merupakan salah satu kekuatan ekonominya sejak dulu.

Mereka tidak harus membuat lompatan jauh dengan memacu teknologi pesawat terbang yang boros anggaran, tapi cukuplah menciptakan teknologi pengolahan minuman anggur agar berkelas dunia. Atau, menjaga sapi dan domba mereka tetap sehat untuk diekspor daging dan bulu (domba) nya. Menciptakan bibit unggul untuk buah kiwi, apel dan lainnya. Menggratiskan pendidikan di sekolah negeri hingga SMA. Dll, dll. Last but not least, membiarkan rakyatnya tetap kritis kepada pemerintah karena mereka adalah pembayar pajak yang ta'at dan sulit mencari petugas pajak yang nakal. Nah, bukankah semua itu juga adalah dambaan kita di Indonesia? (pssst, buat ibu2 yang kecewa dengan praktek poligami, di NZ secara hukum melarang poligami, lho).

Saya cuma bisa menjawab "tudingan" teman saya di atas dengan memintanya untuk membaca 'sub title' blog ini, yaitu: "Barbagi Cerita untuk Manfaat Bersama". Semoga teman ku ini paham bahwa kita tidak usah malu untuk meniru hal-hal yang baik dari negri orang.

Tidak ada komentar: