Jumat, 15 Februari 2008

Untung Tidak Punya Habibie

Ada berita tentang Indonesia yang bakal mengalami defisit pilot di tahun2 mendatang, ini kata ketua Asosiasi Pilot Indonesia, lantaran maskapai penerbangan dalam negri sangat agresif menambah armadanya dan selain itu banyak pilot kita yang hengkang bekerja di maskapai asing yang memberi gaji sampai 3 - 4 kali lipat. Jumlah yang masih dibutuhkan sampai ratusan! Tentu saja Sekolah Penerbangan di Curug tidak bisa segera mencetak ratusan pilot yang dibutuhkan. Maka, sekolah penerbangan di luar Indonesia mau tak mau jadi pilihan.

Di NZ, juga terdapat sekolah pilot yang bisa diandalkan. Barangkali saja para pemuda/i tanah air ada yang berminat masuk sekolah penerbang di NZ? Dari beberapa sekolah penerbang NZ salah satunya adalah sekolah penerbang di Ardmore ( www.ardmore.co.nz ). Memang sejarah penerbangan di NZ sebetulnya hampir bersamaan dengan munculnya pesawat bermesin pertama yang diterbangkan Wright bersaudara awal abad 20 yang lalu. Tepatnya di 1903, ketika Richard Pearse berhasil menerbangkan pesawat buatannya sejauh 150 yard di Waitohi NZ. Ini adalah pesawat bermesin ke 6 yang terbang di dunia!

Bukan hanya itu, di 1936 Jean Batten, seorang perempuan NZ untuk pertama kali menerbangkan pesawat dari Inggris ke NZ. Kini namanya diabadikan dalam suatu corner khusus di Auckland Airport, lengkap dengan foto-foto dokumentasi ketika ia tiba mendarat dengan selamat dalam penerbangan London - Auckland yang bersejarah itu.

Meskipun NZ punya sejarah penerbangan yang berkelas dunia, namun negeri ini tidak lantas tergoda menjadi produsen pesawat seperti Indonesia. NZ yang 'down to earth', memilih mengembangkan teknologi guna menunjang industri pertaniannya saja (perkebunan dan peternakan) ketimbang teknologi pesawat yang sangat menyedot uang negara itu. Untung NZ tidak memiliki Habibie...


Tidak ada komentar: