Kamis, 01 Mei 2008

Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi?

Terbetik berita, Adjie Notonegoro baru saja memamerkan rancangan busananya di Wellington dan Auckland, utamanya membawa desain-desan berbahan batik. Tak kurang dari menteri ethic NZ berkomentar, bahwa batik Indonesia yang paling tinggi mutunya dibanding batik dari negara lain. Pagelaran Adjie di NZ adalah negara ke dua setelah Filipina, dari rencana total 45 negara yang ia akan kunjungi. Pagelaran ini merupakan prakarsa deplu dan beberapa pihak lain di Indonesia.

Sekarang ini dimana-mana batik dengan desain yang lebih kontemporer dijajakan mulai dari kelas butik di Kemang sampai di berbagai ITC yang harganya jauh lebih miring. Ya, batik sudah lebih 'naik kelas' dibanding waktu-waktu lalu. Rancangan-rancangan kontemporer ini bisa digunakan untuk aktifitas sehari-hari di kantor, baik formil ataupun smart casual. Di beberapa BUMN bahkan setiap Jumat mewajibkan karyawannya memakai batik (kalau dulu batiknya harus batik KORPRI yang bergambar beringin).

Saya pribadi bangga melihat perkembangan ini. Masak harus Nelson Mandela yang mempopulerkan batik?


Tidak ada komentar: