Minggu, 25 Mei 2008

Pariwisata No 1

Dalam sebuah artikel di NZ Herald Online, analis ekonomi dari ANZ Bank mengatakan bahwa industri pariwisata sekarang menjadi penyumbang terbesar devisa NZ, setelah tahun-tahun sebelumnya lebih sering sektor industri hasil peternakan yang mendominasi.

Ya, pasar utama hasil peternakan NZ sebelumnya adalah UK sang negara leluhur, namun sejak UK bergabung ke Uni Eropa meraka harus memprioritaskan impor komoditi dari sesama negara Eropa, maka negara seperti Portugal dan Eropa Timur lah pilihan UK untuk mengimpor beberapa komoditi yang diperlukan, termasuk hasil olahan susu. Hal ini tentu membuat ekspor hasil peternakan NZ terpukul.

NZ pun buru-buru mengarahkan pandangan ke Asia sebagai pasar yang harus dibukanya. Sasaran utama adalah China, Korea dan Jepang, selain juga Australia. Bahkan dengan China, NZ sudah membuat kerjasama zero tariff, artinya membebaskan ekspor impor dari segala macam bea pajak. Maka, kalau hasil olahan ternak NZ bisa diekspor ke China secara signifikan, sebaliknya dari China masuklah produk pakaian jadi, sepatu, alat olah raga, dll. ke NZ dengan harga murah. Begitulah, produk China sekarang sudah membanjiri NZ dengan harga yang kadang "tak masuk akal" untuk ukuran produksi di NZ.

Di Indonesia susu merek Anlene dari perusahaan Fontera -- NZ, sudah dikenal dalam 5 - 10 tahun terakhir. Inilah susu pertama di Indonesia yang mengusung kandungan kalsium tinggi sehingga menggugah kesadaran untuk mencegah osteoporosis. Sayang, saya belum pernah melihat, misalnya, susu Ultra beredar di NZ. Secara umum Indonesia tampaknya belum melirik NZ sebagai potensi pasar, maklum populasinya cuma 4 juta, rasanya memang masih kurang "sexy".



Tidak ada komentar: